Minggu, 03 Agustus 2014

Nusantaranger Fan Fiction - The Beginning

Marcapada, sebuah tempat di mana terdapat kehidupan. Manusia, hewan, dan tumbuhan hidup bersama di dalamnya. Tidak hanya ketiga jenis mahluk hidup tersebut, ada juga dua penghuni utama Marcapada, yakni Pandita dan Kelana. Dua dewa yang menjadi kepercayaan penghuni Marcapada lainnya. Merekalah penguasa daratan dan lautan di Marcapada.

Pandita, merupakan seorang dewa yang bijaksana, pintar, dan juga sering berinterkasi dengan penduduk Marcapada yang Ia temui. Kelana, merupakan dewa yang memiliki sifat berlainan dari Pandita. Ia sangat kejam, dan haus kekuasaan. Dalam menjalani kehidupannya sebagai penguasa lautan, Ia terus bertindak semena-mena dan mencoba memperluas daerah kekuasaannya dengan menghalalkan segala cara. Banyak daerah daratan yang Ia musnahkan, tenggelamkan, dan menghancurkannya menjadi berkeping-keping. Hal ini membuat para penduduk Marcapada ngeri dan takut pada-Nya.

Hancurnya banyak daratan kekuasaan Pandita membuat-Nya tak tinggal diam. Pandita mulai mencari cara untuk mempertahankan daratan agar tak dihancurkan oleh Kelana. Ia akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan Kelana, dengan tujuan memperbincangkan daerah kekuasaan mereka masing-masing. Pandita mengajak Kelana untuk berdamai dan tidak merebutkan daerah kekuasaan. Kelana mulai mempertimbangkan rencana Pandita untuk berdamai ini.

Akhirnya Kelana tidak setuju dengan pembagian daerah kekuasaan ini, Dia masih terus menghancurkan banyak wilayah daratan yang ditemui-Nya. Pada saat memasuki kawasan Samudra Pasifik, mata Kelana terpaku dengan sebuah daratan luas. Daratan yang dikenal dengan sebutan Nusantara. Pandita sudah mulai bersiap-siap untuk mempertahankan wilayah tersebut. Ternyata, Kelana sangat tertarik untuk membentuk Kerajaan-Nya sendiri di wilayah tersebut. Dia mulai memperebutkan wilayah tersebut dengan Pandita.

Pandita tidak akan memberikan daerah kekuasaan tersebut secara cuma-cuma kepada Kelana. Hasilnya, Kelana memutuskan untuk berperang melawan Pandita. Tanpa adanya perundingan, Kelana langsung menyerang Pandita di tempat. Di satu sisi, keberadaan air di wilayah tersebut lumayan banyak dan cukup untuk memberi Kelana kekuatan selama pertarungan. Namun, di sisi lain keberadaan daratan sangat luas dan dapat memberi Pandita kekuatan juga. Keduanya tak bisa mengalah, Mereka memutuskan untuk menggunakan sisa tenaga masing-masing. Kelana, dengan kekuatan laut-Nya, dan Pandita, dengan kekuatan darat-Nya mulai menyerang satu sama lain menggunakan chakra yang mengalir lewat tangan mereka. Kedua chakra yang akhirnya membentuk bola api tersebut saling bertabrakan dan menciptakan ledakan besar-besaran. Kelana yang tenaganya sudah benar-benar habis langsung terpental hingga ke Barat. Menciptakan sebuah bentuk lubang yang sangat besar yang sekarang disebut Chicxulub Crater. Sementara itu, Pandita yang masih memiliki sisa tenaga menggunakannya untuk memecah bagian-bagian daratan agar sulit dikuasai Kelana. Sejak saat itu, Mereka berdua mulai beristirahat dan mempersiapkan pertarungan kedua.

Kawah Chixculub di Mexico
sumber: google

Spesies-spesies baru mulai bermunculan, awal peradaban manusia yang baru dimulai. Manusia dan hewan mulai berevolusi. Bumi didominasi oleh para dinosaurus, hewan-hewan ini berukuran raksasa. Pandita yang sudah hampir pulih pun mulai memperhatikan. Dia juga mulai bertanya-tanya, apakah Dia sanggup menghadapi Kelana sendirian? Terinspirasi dari para dinosaurus, Pandita juga menciptakan hewan-hewan raksasa yang disebut Ruh. Dia mengambil banyak hewan dan dijadikan tumbal agar bisa membuat Ruh. Tak hanya Ruh, Pandita juga menciptakan pasukan untuk membantu-Nya mempertahankan Marcapada, pasukan ini disebut dengan Ganendra. Bersama-sama, Ganendra dan Ruh mulai bersatu untuk mempertahankan Marcapada.

Kelana juga sudah mulai pulih, Dia juga membuat panglimanya sendiri. Panglima tersebut ditugaskan mengumpulkan informasi mengenai dunia daratan. Setiap harinya Kelana dapat mengetahui keberedaan Pandita beserta pasukannya, juga kondisi daratan sekarang ini. Namun tak jarang juga para panglima Kelana bertemu dengan Ganendra dan Ruh, membuat mereka melakukan pertarungan. Seiring waktu, panglima Kelana sudah dihabisi satu-persatu. Kelana juga hampir pulih, dan membuat Kerajaannya di Barat. Daerah kekuasaan Kelana inilah awal Samudra Atlantis. Dengan bantuan beberapa Panglimanya yang masih tersisa, dan kondisinya yang sudah pulih total, Kelana sudah siap untuk membalaskan dendamnya.

Pandita mulai merasakan kebangkitan Kelana, Ia mulai memperingatkan para Ganendra dan Ruh untuk bersiap-siap mempertahankan daerah kekuasaan mereka. Pengalaman Pandita membuatnya tahu apa yang harus dilakukan, mereka harus bisa menyegel Kelana karena tak mungkin membunuhnya. Dimulailah peperangan pertama antara Ganendra dengan Kelana. Para Ganendra memulai langkah yang salah, mereka langsung menyerbu ke arah Barat tanpa mengetahui bahwa di sanalah terdapat markas Kelana. Banyak Ganedra tak bisa bertahan hidup dari jebakan buatan Kelana, dan akhirnya tewas. Bagi para Ganendra yang masih bisa bertahan, mereka berencana untuk memancing Kelana agar bisa pergi dari markasnya.

Para Ganedra akhirnya berhasil memancing Kelana dari Barat, ke arah Timur. Untuk kedua kalinya Kelana menemui daratan Nusantara, yang sekarang sudah terpecah menjadi kepulauan. Kelana mulai tertarik lagi untuk menguasai Nusantara, para Ganendra pun bertindak. Mereka bertarung habis-habisan melawan Kelana, sementara itu Pandita mempertahankan Nusantara. Serangan dan serbuan para Ganendra dan Ruh membuat Kelana kewalahan dan masuk ke daerah Gunung Toba. Kelana yang terjatuh, dan tahu akan disegel segera mengambil tindakan. Sebelum sepenuhnya tersegel, Kelana memancarkan seluruh chakranya dan membuat Gunung Toba meletus. Kepunahan terjadi lagi, seluruh mahluk hidup mulai berevolusi lagi. Peradaban menjadi lebih canggih. Nusantara mulai dihuni oleh berbagai manusia. Karena menjadi wilayah yang selalu diincar Kelana, Pandita menugaskan para Ganendra agar bisa berinteraksi dengan para manusia. Banyak manusia dari berbagai pulau di Nusantara sudah berinteraksi dengan Ganendra. Tidak hanya di Nusantara, namun di peradaban dunia lainnya. Orang-orang Barat mulai menyadari adanya Kerajaan Kuno di lautan mereka. Masyarakat Timur seperti Yunani juga percaya dengan kerajaan lautan ini, mereka mulai mendatangi tanah Nusantara. Masyarakat mulai tertarik untuk mengetahui sejarah, mereka mulai mengenal nama Kelana.

Tidak jarang para manusia yang mendapat kekuatan Ganendra lebih memilih untuk bekerja di pihak Kelana. Merekalah yang disebut Sandekala. Mereka membantu Kelana agar cepat pulih dan dapat membalaskan dendamnya lagi. Sementara di pihak Pandita, ada lima orang dari Nusantara yang terpilih untuk melawan Kelana. Mereka berasal dari lima pulau berbeda, hal ini membuat mereka tak bisa bersatu. Kelana juga mulai bangkit dan dibantu para Sandekala. Di hari-hari pertama selama pertempuran, para ksatria terpilih belum bisa bersatu sehingga mereka kehabisan tenaga. Pandita membantu mereka untuk bersatu. Mereka tak hanya jadi lebih kuat secara fisik, tetapi chakra Pandita juga mengalir dan menciptakan senjata-senjata pada zaman itu. Tak hanya para ksatria ini, tetapi Ruh mereka masing-masing juga ikut bersatu, menciptakan sebuah bentuk raksasa yang dikendalikan para ksatria. Mereka sudah dapat bersatu dan akhirnya berhasil menguras habis tenaga Kelana. Tetapi banyak yang tak bertahan hidup, hanya tinggal tersisa satu ksatria--Ksatria Nusantara Merah. Dialah yang menjadi penyelamat umat manusia di zaman itu, dia berhasil menyegel tubuh Kelana, dan lagi-lagi hal ini menyebabkan letusan Gunung Tambora.

Setelah ratusan tahun tersegel, kini Kelana sudah mulai bangkit. Para Sandekala yang bersembunyi selama perang kedua juga mulai menampakan diri. Apakah kelima ksatria terpilih yang baru bisa menghentikan Kelana? Teruslah ikuti kisahnya di www.comic.nusantaranger.com !

Jumat, 11 Juli 2014

Once Upon A Time In Bandung

Source: Google

Liburan kenaikan kelas tahun 2012 gue akan diisi dengan jalan-jalan ke Trans Studio Bandung. Alasan pertama gue pengen ikut ke Trans Studio Bandung sih simple, dibayarin. Kalo bayar sendiri gue gak bakal mau pergi. Meningan gue maen komputer di rumah. Tapi selain dibayarin, gue juga pengen ikut karena sodara-sodara gue dari seluruh penjuru dunia juga ikut. Kapan lagi ngumpul bareng keluarga dan dibayarin. So, ini cerita gue selama liburan di Bandung.

Hari Pertama

Sebelum ke Bandung, gue nginep dulu selama 2 minggu di rumah sodara gue yang ada di Rancamaya Golf Estate, Ciawi, Bogor. Setelah menghabiskan waktu di sana dengan maen-maen, om gue (Sebut aja KS) ngajak kita buat pergi ke Trans Studio Bandung. Kapan lagi ke Trans Studio coy? Gue setuju banget dengan ide itu. Jadilah kita pergi ke Bandung buat masuk Trans Studio.

Kita berangkat kira-kira jam 12.00 dari Bogor, belum makan. Tapi gue masih ngerasa kenyang karena paginya udah sarapan Indromie. Gue, cici gue, tiga sepupu gue, dan seorang temen cici sepupu gue, juga tante gue ada dalam satu mobil. Yak, karena jumlah kami yang banyak, jadi kita naik mobil Nissan Elgrand. Sementara itu, tiga orang sepupu gue ikut dengan KS di mobil Audy.

Jadilah kita tawuran bareng di mobil. Ternyata kita ke Bandung gak lewat tol, melainkan lewat jalanan biasa. Kampretnya lagi, lewat jalanan biasa ini memakan waktu lebih lama dibanding lewat tol. Perlombaan nahan buang air dimulai.

Untungnya kita singgah dulu di sebuah restoran di daerah Cianjur. WC langsung dikepung oleh gerombolan sodara-sodara gue. Selesai menuntaskan panggilan alam ini, kita turun ke sebuah halaman besar. Di situ ada tempat makan lesehan yang dipilih KS untuk kita makan, dan sebuah taman bermain. Sodara-sodara gue lebih memilih maen dulu daripada istirahat di lesehan. Tadinya kita mau tawuran, tapi gak jadi karena diawasin mas-mas karyawan restoran.

Udah capek maen, akhirnya makanan kita dateng. Serbu!!! Rebutan makanan tak bisa dihindari. Tapi sebelum makan, numpang eksis dulu boleh kali:

Mumpung makanan belom dateng, foto dulu.

Setelah makan dan minum sepuasnya ini, dan menuntaskan panggilan alam (Lagi), kita lanjut berangkat ke Bandung. Kali ini, kita gak tawuran karena kekenyangan dan memilih untuk tidur. Pokoknya bangun-bangun, kita udah nyampe tol Pasteur.

Bandung, here I come!

Pas nyampe, KS langsung nyari hotel buat nginep. Jadilah kita nginep di sebuah hotel di daerah Bandung (Ya iyalah). Pas nyampe jam 17.00, gue langsung mandi, disusul oleh Michael, sodara sepupu gue yang sekamar. Setelah selesai dengan urusan pribadi sekitar jam 19.00, kita bakal maen di Paris Van Java.

Kita nggak keliling-keliling di PVJ, cuma mengunjungi sebuah area penangkaran buaya, dan boleh kasih makan para buaya itu. Bahkan gue sampe ditangkep oleh petugas situ karena dikira buaya darat (Gak gini juga woy!).

Penampakan gue, sodara gue, dan siluman buaya cebol.

Setelah selesai wawancara dengan seekor buaya, kita pergi makan di sebuah restoran (Masa toko suvenir). Gue gak inget nama restoran itu, cuma yang gue inget gue salah pesen makanan. Gue nggak akan coba pesen Lasagna di tempat itu lagi. Gak enak.

Berhenti makan sebelum kenyang. Walau gue udah selesai makan Lasagna itu, tetep aja gue gak berasa makan sama sekali. Jadilah malem itu gue tidur kelaparan. Tapi gue masih bisa tidur kok, dan besok kita akan ke Trans Studio!

Malam Kedua

Jam 7 pagi gue udah bangun, mandi, dan siap-siap breakfast berharap akan ada Indromie, tapi gue baru inget ini di hotel. Jadilah gue makan bubur doang pagi itu.

Kira-kira jam 11 pagi, kita check-out dari hotel itu dan pindah ke..... Trans Hotel Bandung! Untuk pertama kalinya gue nginep di hotel bintang tujuh! Bukan bintang tujuh masuk angin. Gue gak inget kita nyampe kapan, tapi kita nyampe cara yang absurd.

Gue ikut rombongan pasukan sodara-sodara gue di mobil elgrand. Kebetulan semua isinya adalah sodara gue, jadi saat kita semua turun membuat pak satpam kaget. Nunggu check-in di hotel ini lama banget, mungkin kamar pada penuh karena lagi musim liburan gini.

Foto dulu di depan hotel, gue yang unyu itu.

Setelah nyek-in di hotel, kita gak langsung masuk kamar, karena kita akan... ke Trans Studio dulu bahahaha. Ini pertama kalinya gue ke TSB, jadi jika gue agak alay, ikhlaskan saja. Berikut adalah foto-foto alay gue di TSB:

Maaf dek, foto doang gak boleh, harus masuk!

Sumpah itu sodara gue, lah siapa yang bilang pacar -_-














Kamis, 10 Juli 2014

Religius tapi Absurd - Part 1

Oktober 2013 yang lalu, sekolah gue mengadakan retret untuk murid-murid kelas 6. Apa itu retret? Gue juga kurang tau, karena keasyikan ngobrol saat guru-guru pendamping lagi ngebacot soal retret ini. Oh ya, sekolah gue memilih untuk retret di "Wisma Samadi Klender", tempat yang khusus untuk retret ini. Gue akan dipenjarakan di sini selama 3 hari 2 malam. Tanpa HP, tanpa komputer, bahkan tanpa buku bacaan. Ini dia kisah retret gue yang absurd ini.

Hari Pertama

Kita berangkat dari sekolah jam 8 pagi menggunakan bus (Iya kali pake pesawat). Gue udah siapin barang-barang yang diberitahukan oleh guru-guru. Walaupun diperbolehkan membawa (baca: menyelundupkan) kartu UNO, tetep aja gue gak boleh bawa buku bacaan. Selain gak boleh, gak ada waktu juga buat baca.

Perjalanan ke Klender ini merupakan yang pertama kalinya buat gue. Bahkan, karena takut kesasar, gue sampe bawa Atlas buat ditunjukin ke sopir bus-nya. Dalam perjalanan ini, gue ngeliat banyak lokasi keren, seperti Lapas Cipinang. Gak tau kenapa, gue merasa ingin melindungi temen-temen gue dari bahaya para napi ini (Sumpah, gak gini juga kali).

Penampakan Lapas Cipinang. source: Google.

Jendela bus dikepung oleh temen-temen gue yang pengen ngeliat penjara. Oke, mungkin ada diantara mereka yang ternyata buronan Polri. Atau lebih gawat, mereka buronan Interpol dan FBI. Langsyat! Ternyata temen-temen gue buron. Oke, nggak gitu juga.

Setelah peristiwa liatin penjara, jam 11 bus kita udah sampe di Wisma Klender ini. Gue seneng akhirnya bisa turun dari bus, buat apa seneng di bus, kalo nggak satu bus sama si doi (Sekali lagi, Garcia nyadar woy lu gak punya doi). Bus-bus lain juga udah pada sampe. Anak-anak mulai keluar buat ngambil tas mereka.

Guru-guru mulai beredar buat nyari petugas tempat ini. Anak-anak ikut masuk ke dalem buat meletakan tas mereka. Ternyata kampret, kamar-kamar belom dibersihkan. Jadi, sambil nunggu kamar-kamar siap, anak-anak diijinkan keliling dulu. 

Suasana mulai chaos.

Anak-anak cewe pada jalan-jalan santai sambil ngegosip. Berbeda dengan anak-anak cowo yang 90% hiperaktif. Mereka pada lari-larian kesana kemari mencari alamat (Lho, kok malah nyanyi Ayu Ting Ting?). Gue sendiri biar gak keliatan hiperaktif, memilih duduk di sebuah gubuk gitu. Mungkin karena waktu itu gue lagi demen Percy Jackson, topik yang gue dan temen-temen gue bahas adalah Titan.

Entah kenapa temen-temen gue menganggap bahwa Kronos itu benar-benar ada, dan menganggap ada yang kesurupan arwah Kronos. Oke, ini lebih absurd dari Arwah Goyang Kerawang (Film horor yang ada JuPe dan DePe). Iya kali nanti kalo sampe bener ada yang kesurupan, bakal dibuat filmnya pake judul "Arwah Titan Kronos Merasuki Tubuh Bocah Kelas 6 SD". Gue gak bakal mau nonton filmnya.

Salah satu halaman di Wisma Klender. source: Google.

Perbincangan strategi melawan Kronos diakhiri oleh suara guru gue. Kita disuruh ngumpul di sebuah koridor. Kata guru gue, kamar udah siap. Sekarang akan ada pembagian kamar. Gue semakin deg-degan akan sekamar sama siapa. Setelah banyak ngebacot, guru gue akhirnya menyebut nama gue dan Elbert, temen gue yang akan berbagi kamar dengan gue. Gue sangat kecewa gak bisa sekamar sama doi (Woy! Jangan mesum woy!).

Kita dipersilahkan masuk kamar oleh guru-guru. Asyik juga sih barisan kamar gue. Banyak sohib gue yang sebaris kamarnya. Sialnya, sebelah kiri kamar gue adalah kamar guru. Kampret! Gimana mau party di kamar!?

Sel tahanan gue dan Elbert. Yang ujung di kamar mandi.
source: Google.

Setelah beres-beres, kita dibolehin mandi. Elbert memilih untuk mandi dulu. Gue, sebagai penyelamat bangsa, tidak mau boros air. So, gue nggak mandi bwahahaahaha. Gue malah maen keluar dan ngacir bareng temen-temen gue. Gue keliling sekitar dan akhirnya maen Benteng Takeshi di koridor depan kamar. Tapi, sebelum anak-anak menggila, guru gue udah menegur kita duluan. Benteng Takeshi failed.

Kira-kira jam 15.00, kita makan sore. Di saat yang sama, kita diperkenalkan dengan kakak-kakak pendamping kita yang akan menemani kita selama retret. Kakak-kakak itu terdiri oleh 2 laki-laki, dan 1 perempuan. Kak Elkana, Yongki, dan yang cewek gue lupa namanya. Kita sebut aja Nabilah (No ngidol).

Kak Nabilah ini orangnya kalem, baik, dan jarang marah, kayak cewek deh (Emang cewek, kampret!). Kak Yongki ini gaul, baik, kocak, tapi ya bisa marah. Kak Elkana, bagaikan ranger merah bersifat musuh ultraman. Kejam, pemarah, tapi kadang baik (Baik hanya kalo ada maunya).

Setelah perkenalan berlangsung. Kita langsung makan. Kita gak dapet makanan semacam Kaefci, Mekdonal, atau Berger King. Minumnya juga gak dapet Starbaks. Makanan kita cuma makanan sederhana kayak ayam goreng, telor dadar, dll. Kalo gini caranya, kenapa gak masak mie instant? Semua orang suka, murah, sederhana.

Selesai makan, kita langsung cabut ke kamar. Perut gue mulai memberikan signal buruk. Gue langsung ngacir ke kamar mandi buat boker. Abis itu gue memutuskan untuk mandi. Setelah mandi dan ganti baju, gue udah cukup kece buat keliling lagi. Walaupun cuma keliling kamar.

Jam 18.00, makan lagi makan lagi. Tipe makanannya gak jauh beda sama yang tadi sore. "Gue pengen Indromie!" teriak gue dalem hati. Kita makan dengan tenang, sampai ada suatu kesalahan. Temen gue maen Vanguard di meja makan. Syiitt! Kak-Elkana-Sang-Ranger-Merah-Berhati-Musuh-Ultraman yang ngeliat kejadian ini tidak tinggal diam. Matanya mulai merah, dia mengulurkan tangan ke arah kartu dan---kartunya masih di meja. Ya iyalah, kan belom diambil. Dia akhirnya nyita tuh kartu. Temen gue menundukan muka, berharap bisa menjadi Ultraman dan ngebantai musuhnya ini.

Kak Elkana mulai ngebacot soal kartu ini. "Tidak ada yang boleh main kartu seperti ini!" Anak-anak diem. Gue nahan ketawa. Ultraman bengong. Lho, kenapa ada Ultraman. Temen-temen gue cuma bengong dan gak ada yang berani ngelawan, karena bacotnya Kak Elkana ini gede.

Setelah kejadian main-kartu-di-meja-makan-lalu-disita ini, suasana makin mencekam. Kita makan malam tanpa suara. Kalo ada yang gak kuat pengen buka mulut, silahkan lambaikan tangan ke arah mantan anda. Itu kalo lu udah punya mantan :p.

Makan malam horor ini selesai. Kita diarahkan ke sebuah aula. Bukan seperti aula para dewa kayak di Museum Nasional. Aulanya biasa-biasa aja, dilengkapi dengan pasangan meja-kursi di tengah-tengahnya. Meja dan kursi aja berpasangan. Masa lu nggak?

Suasana horor sukses dihentikan oleh bacotan Kak Yongki. Gue yang dari dulu emang males dengerin orang ngebacot (Selain stand up comedy) ini langsung ngobrol sama temen sebelah gue. Tiba-tiba suara Kak Elkana terdengar di telinga gue. Gue langsung diem. Gue mulai bayangin ikut Masih Dunia Lain dan Lainnya dan dikejar-kejar oleh Kak Elkana. Gak jelas? Emang.

Bacotan yang dimulai dari jam 19.00 ini akan selesai jam 21.00. Kampret gak sih? Cuma ikut-ikutan maen game show anak kecil dan denger bacotan gak jelas. Tapi rasa bosen gue dihentikan setelah gue memandang ke belakang. Ada doi gue! (LU GAK PUNYA DOI WOY!). Gue mulai curi-curi pandang ke dia, tapi setiap dia ngeliat ke arah gue, gue langsung buang muka. Ya, gitu-gitu aja terus sampe acara selesai. Bahkan gue sampe pake teropong bintang buat ngeliatnya. Oke, gue bercanda.

Akhirnya Kak Yongki, si pemimpin bacotan malam hari ini telah menyelesaikan bacotannya. Teriakan senang dan haru terdengar di seluruh aula ini. Lagu "We are the champion"nya Queen mulai terdengar. Lampu mulai mati. Lightstick JKT48 menerangi aula. Kak Elkana nyambit kita pake sepatu.

Malam Pertama

Selesai acara bacot-bacotan, kita ganti dengan acara religi.

Kita akan mengelilingi Wisma dari pintu masuk, sampai ke sebuah Goa Maria kecil dengan membawa lilin. Kejadian absurd mulai berdatangan. Baru seperempat jalan, lilin temen gue ada yang jatoh, ada yang kepanasan. Gue sendiri yang agak takut sama api, nitipin lilinnya ke temen gue. Gue merasa gagal sebagai seorang pengendali elemen api.

Setelah setengah jalan tak ada suara selain nyanyian lagu religi, gue mulai ngobrol. Akhirnya grup gue yang paling belakang malah asyik ngobrol. Saking asyiknya, gue sampe lupa ngobrolin apaan. Gila.

Akhirnya kita nyampe di Goa Maria. Kita dipersilahkan buat doa dulu. Gue berdoa agar malam ini bisa makan Indromie, tidur nyenyak, dan mimpiin Nabilah JKT48. Gak sumpah, gue gak mimpiin Nabilah.

Tiba-tiba perut gue mulai bereaksi, gue sakit perut. Akhirnya gue balik duluan dan ditemenin temen sekamar gue. Selesai acara bawa lilin, temen-temen gue pada balik ke kamar masing-masing. Teriakan-teriakan temen gue mulai terdengar. "Hari ini gue mau begadang, biar bisa bangun pagi". Dan selesai ngomong gitu, gue udah tepar dan tidur.



Bersambung...




National Treasure - Jakarta's Museums (Part 2)

National Treasure - Monumen Nasional.

Hari semakin siang, keringat mulai bercucuran, duit jajan mulai habis, jemuran belom diangkat. Jalanan Jakarta saat siang udah berubah banget sama yang tadi pagi. Yang tadinya belom ada pengamen, sekarang mulai bermunculan. Iya kali gue kasih duit jajan gue buat pengamen.

Vroom Vroom Madafaka!

Perjalanan ke Monas yang macet mulai bikin gue pusing, ditambah lagi suara temen-temen gue yang lagi maen bentengan di bis. Rusuh abis! Gue mencoba untuk tetap tenang, atau stay cool istilahnya. Tapi godaan dari temen-temen mulai berdatangan. Akhirnya gue ikut maen bentengan sama temen-temen gue, dan permainan itu dihentikan ketika bis rem mendadak.

Panik setengah mati. Kita mulai ngumpet di bawah kursi. Ternyata udah ada di depan Monas. Puji syukur kepasa Tuhan! Horeee...eh. Tunggu bentar. Jalanan depan Monas kok diblokir !? Apa ada Komo lewat? Atau Ultraman blusukan? Nggak, ternyata ada demo di depan Monas. Demonya bermacam-macam dari demo masak sampe demo buruh.

Guru-guru mulai khawatir. Harus dibuang ke mana anak-anak ini. Gue usulin dibuang ke Grand Indonesia yang kebetulan jaraknya dekat dari situ. Tapi setelah ngusul gitu, gue dibuang ke air mancur Bunderan H.I.

Singkat cerita, guru-guru mengusulkan untuk pergi ke Museum Nasional. Ini untuk kedua kalinya gue ke Museum Nasional. Jadi gue udah tau apa aja isinya, dan memudahkan gue membuat laporan bahahahahaha.

Jangan lupa! Yang ada gajahnya!

Oke, kita udah nyampe di Museum Nasional atau yang dikenal juga sebagai Museum Gajah (Buset ada nama samarannya). Kesialan menimpa kita untuk kedua kalinya. Museumnya..... belom buka! Kita jadi pengen ikutan demo di depan Museum.

Jadi kita harus nunggu di halaman Museum yang lumayan gede. Kita turun dari bis dengan kerennya.

Minggir, bis-nya mau parkir woy!

Udah mau masuk woy! Gak usah foto-foto!

Aksi Duduk pasukan bodrex minta kuota internet tambahan.

Rasengan!!!

Udah, kalo udah muak liat fotonya abaikan aja.

Oke, kita nunggu lumayan lama di halaman itu. Anak-anak mulai bingung mau ngapain. Ada yang beli es, beli senapan, beli pisau. Ada juga yang tawuran, maen bentengan, tamiya, dan maen galasin. Gue sendiri sibuk gambar-gambar menuhin buku laporan gue.

Tiba-tiba guru-guru mulai manggil kita buat masuk Museum. Suasana pecah. Mungkin mereka kira bakal ada wahana naik gajah di sini. Padahal isinya patung doang. Gak berapa lama, kita udah ada di sebuah aula besar. Semacam aula para Dewa kayak di Percy Jackson. Kita duduk lagi buat dengerin bacotan dari si tour guide.

Pasukan bodrex mengepung aula Museum.

Di sini gue jalan bareng temen gue, seorang calon ilmuan nan pintar bernama Tantra. Dia jago IPS, ulangan IPS dia selalu diatas 7 (Ya iyalah, gue juga kali). Setiap si tour guide bertanya, dia jawab, tour guide nanya, dia jawab, tour guide jawab, dia nanya. Kira-kira kayak gini percakapan mereka:

Tour Guide
"Patung siapakah ini?"
"Kenapa patung ini dibuat?"
"15 meter."

Tantra
"Orang."
"Karena senimannya kerajinan."
"Berapa tinggi patung ini?"

Penampakan Tantra sang Calon Ilmuan.

Jadi intinya, setiap ada pertanyaan, Tantra menjawab. Setiap ada jawaban, Tantra bertanya. Gue cuma ngandelin imajinasi doang, ngejawab semua pertanyaan seputar Dewa Hindu dengan Dewa Yunani (Waktu itu gue lagi demen baca Percy Jackson).

Adik kelas gue, sang Mafia Arca, sedang mencari
barang-barang selundupan.

Nyai Roro Kidul naik Pegasus.
Mau saingin Hercules dia.

Setelah melalui banyak patung-patung orang, dewa, setengah dewa, sapi, babi, sampe ada Nyai Roro Kidul naik Pegasus (Sumpah ini absurd banget), gue udah mulai capek. Males-malesan nulis laporan dan malah nyari tempat duduk.

Minggir, nyet! Gue juga pengen duduk!

Singkat cerita (Males nulis ceritanya) kita udah ngumpul lagi di aula-para-dewa-yunani ini. Guru-guru dan para tour guide mulai ngebacot lagi. Gue malah asik maen sama temen-temen gue, sampe ditegur guru gue.

Setelah selesai ngebacot, guru kita ngumumin kalo udah mau pulang. Gue cek semua barang bawaan gue selama ke Museum. Topi, ada. Pulpen, ada. Buku, ada. Pisau, ada. Garpu, ada. Sendok, ada. Roti, ada. Lho, ini ke Museum kok malah makan?

Selesai cek, nggak ada yang ketinggalan. Kita mulai baris dan salaman sama kakak-kakak tour guide yang ternyata anak magang. Abis itu, kita balik ke bis masing-masing. Capek? Iya lah. Suasana bis masih terlihat sama. Banyak yang maen bentengan, tawuran, dan macem-macem. Gila, temen-temen gue kagak tepar. Gue cuma bisa senyum-senyum saat diajakin maen sama temen gue.

"Bin, gak mau maen bentengan? Kita butuh satu orang lagi buat jadi bentengnya," kata temen gue ngajak berantem maen.

"Nggak ah, gue capek. Kita maen di mimpi aja," jawab gue kalem. Asik.

Temen gue lalu pergi meninggalkan gue sambil jijik diajak maen di mimpi sama gue. Dan selesai sudah perjalanan study tour fail gue. Mau ke Fatahillah malah ke Museum Wayang. Mau ke Monas malah ke Museum Gajah.



Salam super,


@robinsunarto312














National Treasure : Jakarta's Museums (Part 1)

Hai Sob,  ketemu lagi sama blog gue yang gak penting ini. Liat dari judulnya aja udah absurd gitu. Tapi tenang sob. Gue nggak akan ceritain mengenai pemburuan harta karundi Museum-museum Jakarta, itu mah judulnya aja gue bikin keren.

Sebenernya gue bikin blog ini terinspirasi dari Laporan Bahasa Indonesia mengenai study tour ke Museum. Gue gak jago bikin laporan. Makanya cuma dapet nilai 7. Dan sekarang, setelah ngerevisi (Kayak skripsi aja) laporan gue, akhirnya gue ngebuat laporan study tour lagi, cuma gue bikin di blog aja biar keren.

Happy reading :D.

National Treasure - Museum Fatahillah.

Gue nyampe sekolah jam 06.30, karena pengen maen dulu akan berangkat jam 07.30. Dengan berbekal uang jajan, tas, desert eagle, AK47, nokia 3310, peta dora, dan ind*mie, gue siap ke sekolah. Ini mau study tour atau berpetualang ya?

Pas sampe sekolah, ternyata udah ada banyak temen yang dateng, gue langsung nongkrong sama temen-temen gue di kelas dan mendapat sedikit info kalo adik kelas kita, kelas 5 SD juga ikut study tour. Setelah ngobrol-ngobrol dan maen tamiya di kelas, akhirnya bel berbunyi. Temen-temen gue langsung ngacir ke lapangan buat ngumpul.

Gue (Yang senyumnya manis) bersama pasukan bodrex lagi baris.

Guru-guru, dan kepala sekolah gue mulai memberikan pidato-yang-tak-didengar-murid dan juga makanan dan minuman gratis. Asik gratis. Selanjutnya kepala sekolah gue memimpin doa agar study tour ini berjalan lancar, dan nggak ada anak-anak yang nyasar di Kota Tua nanti. Amin!

Selesai acara baris di lapangan. Sekarang kita langsung masuk ke bis masing-masing. Gue tetep seneng bisa bersama temen-temen sekelas gue, walaupun nggak satu bis sama si doi :'( (Lah, emang gue punya doi?). Abaikan. Semua anak mulai cari-cari tempat ngumpetin barang bawaan dan menyelundupkan mainan.

Anak-anak mulai asik sendiri. Nico liatin apa tuh?

Bis mulai berjalan ke Kota Tua. Selama perjalanan, kita sebagai anak-anak hiperaktif yang gak bisa diem langsung rame sendiri. Ada yang main kartu, main tamiya, main yoyo, main bola, dan yang di belakang pada tawuran.

Karena jalannya pagi, jalanan nggak macet-macet amat. Bis kita langsung ngebut. Temen-temen hiperaktif gue asik sendiri ngebayangin mereka lagi syuting film "Fast and Furious: Jakarta Drift". Sementara gue ngumpet di bawah kursi bus (Takut bis-nya berubah jadi transformers).

Kira-kira 10 menit kemudian, kita sampe di Kota Tua. Fatahillah, I'm coming! Baru aja selesai mengucapkan kata-kata itu dalam hati, eh, kabar buruk muncul. Guru gue bilang Museum Fathillah lagi renovasi, jadi gak bisa ke sana. Sorak sorai anak-anak pun mulai terdengar. Ada yang bawa obor, garpu makan, pisau roti, sampe ada yang bawa lightstick JKT48 (No ngidol).

Untuk menenangkan keadaan, guru gue langsung memberikan kabar gembira! Kulit komodo kini ada korengnya Kita jadinya pergi ke Museum Wayang. Yey. Sorakan kembali terdengar beserta adanya sirine polisi (Polisi ngira ada pesta shabu di bis). Gue langsung turun dengan handsome dari bis, lalu nyebrang jalan dengan jurus tangan sakti.

Ciee yang abis nyebrang dan diliatin mas-mas cieee.

Journey to Museum Wayang.

Sip. Kita nyampe di Museum Wayang. Hore! Suasana pecah.

Guru-guru mengijinkan kita makan dulu, karena Museum buka setengah jam lagi. Kampret! Nunggu lagi dah. Temen-temen gue mulai ada yang makan, jajan, foto-foto, dan tawuran. Setelah 15 menit nunggu, temen-temen yang tadinya tawuran langsung berhenti karena ada FBI Satpol-PP. Sementara itu, temen-temen yang niat bikin laporan langsung sok ngeliatin sebuah papan di depan Museum. Kurang lebih isinya sejarah pembuatan Museum Wayang.

Gue yang sok-sok pinter langsung ikutan liat papan itu. Belom juga selesai baca, gue langsung ngacir beli es doger. Buat apa coba baca sejatah Museum Wayang, mening baca suasana hatiku yang hancur ini #okesip.

Foto dulu cyin! Capcus!

Lama pisan euy!

Minggir! Gue duluan, nyet!

Singkat cerita, Museum Wayang udah dibuka. Anak-anak mulai mengantri dan menyerobot barisan (Bagi yang greget doang). Baru masuk ke dalam, kita udah disambut sama pasangan penganten sunat Gatot Kaca dan bini-nya. Para jomblo mulai pura-pura asik sendiri.

Wayang aja ada pasangannya. Masa lu nggak ada?

Journey to Museum Wayang has begun. Brace yourself. Gue udah takut nyasar aja di Museum sebelum akhirnya tau kalo ada pemandunya. Semacam tour guide gitu (Kayak bule aja). Tapi sebelum si Tour Guide bernama Pak Daniel ini ngebacot tentang wayang. Gue nanya letak toilet dulu.

Itu Pak Daniel, sodara Upin Ipin.


Selesai dari toilet, pas-pasan dengan berakhirnya bacotan Pak Daniel tentang Wayang. Kita langsung keliling Museum. Gue ngerasa ada yang aneh selama perjalanan. Si Pak Daniel ini ngajakin kita buat beli merchandise wayang dan souvenir. Pasti dulu bisnis MLM nih. Dan begonya lagi, anak-anak juga tertarik buat beli. *PLAK*

Setelah melewati banyak ruangan di museum (Gue ngerasa di Istana Boneka), kita sampe di sebuah makam. *Musik horror berbunyi* Temen-temen gue mulai merasa mules. Mereka pada nempel-nempel satu sama lain biar gak ketinggalan. Denger desakan mereka, bulu kuduk berdiri. Denger suara desahan, bulu lainnya ikut berdiri #IYKWIM.

Suasana makam imigran gelap Belanda.

Belom selesai Pak Daniel ngebacot soal kuburan ini, kita semua udah ngacir duluan. Tapi ada temen gue yang greget, dia berdiri di kuburannya sambil pura-pura jadi host "Masih Dunia Lain dan Lainnya". 

Di perjalanan menyusuri lorong-lorong Hogwarts, maksud gue Museum Wayang (Mirip sih). Kita berpas-pasan dengan rombongan temen-temen gue yang lain, yang beda bis. Ada juga mahluk asing, maksudnya orang asing yang lagi jalan-jalan ke sini.

Juga di tengah perjalanan, kita menemuka penampakan dua mahluk misterius ini:

Mahluk astral bersama selingkuhannya
 berusaha merasuki tubuh wayang.

Gak ada yang cemburu kan? Oke sip, mari lanjut. Setelah tour mengelilingi istana boneka low budget ini, kita disuguhkan tontonan 3D. Gue kira bakal semacam wahana di Dufan gitu. Ternyata cuma nonton animasi 3D tanpa kacamata 3D. Ibarat pacaran tapi gak punya pacar. Gimana mau keliatan jelas filmnya!? Kacamatanya aja kaga ada!? Somplak...

Bioskop 3D PHP segera dimulai. 
Woy, jangan dibajak sama direkam woy!

Setelah nonton, kami dibawa ke tempat beli souvenir. Anak-anak ini mulai terhipnotis sama bacotan Pak Daniel. Jujur, sebenernya bukannya gue gak mau beli, tapi duit gue gak cukup. Bertahan hidup di Jakarta dengan uang 20 ribu itu sulit bung.

Pak Daniel mengarahkan pasukan perang Vietnam
ini ke tempat souvenir. Borong yuk!

Setelah nungguin temen-temen gue ngeborong souvenir ini. Kita pun berangkat ke tempat yang kedua. Tempat yang harusnya tempat Anas digantung. Monas, I'm coming!


Bersambung...








Jumat, 04 Juli 2014

Zombie Survival : Barang yang Harus Lu Bawa


KENAPA HARUS BACA INI?
          Gue tau kalian adalah pemuda-pemudi keren Indonesia yang tentunya ingin memiliki cita-cita keren seperti menjadi Ksatria Baja Hitam. Tentu gue senang kalian punya cita-cita keren itu. Namun, apakah kalian yakin nggak akan mati duluan sebelum bisa teriak “HENSHIN” dan berubah jadi Kamen Rider? Maksud gue di sini bukan mati karena penyakitan gitu, sebenernya gue takut bila di masa depan akan ada zombie. Zombie? Ngaco lu! Untuk seorang bocah penuh imajinasi gak waras kayak gue, kita harus ada persiapan untuk menghadapi zombie di kemudian hari.
          Berikut adalah barang-barang yang harus lu persiapkan agar bisa bertahan hidup dalam Zombie Apocalypse. Cekidot!


BOLT SUPER 3GP
          Udah lah, jujur aja kalian gak bisa hidup tanpa pasangan wifi. Makanya mening lu bawa dulu nih Bolt Super 3GP. Masih kurang kenceng koneksinya? Sekalian bawa Bolt si anjing aja. Oke, lu masih ngerasa gak ada hubungannya dengan zombie? Ingat bung, sebelum melawan zombie kita harus update status dulu. Alay? Nggak lah, dengan status “Lagi lawan zombie nich” dan check-in dulu di foursquare, sohib-sohib lu bakal mengirim bala bantuan seperti mie instan satu kardus, air panas, dan beras 5 kg. Lumayan bisa dinner bareng zombie.

SENJATA
          Skill fighting gak cukup buat lawan zombie, kecuali lu anaknya Chuck Norris. Gak usah pake nonjok, diem aja, zombienya udah kabur duluan. Bagi kalian yang bukan anak Chuck Norris melainkan anaconda, wajib membawa senjata.
          Senjata yang dibawa juga nggak sembarangan. Jangan pistol Nerf, apalagi pistol air. Jenis senjata yang pertama adalah “Light Weapon Attack” atau serangan senjata ringan. Maksud gue di sini bukan kayak chiki, itu makanan ringan. Contoh senjata ini seperti sandal jepit, lu bisa tampar si zombie sampe pipinya lemes.
          Jenis senjata kedua adalah “Chemical Attack” atau serangan kimia. Bukan dilempar pake buku pelajaran kimia, apalagi dilempar guru kimia. Bukan. Maksud gue nyerang pake bahan kimia seperti baygon, kentut, kispray, atau kulitnya lu olesin ekstrak kulit manggis juga boleh. Malah tambah putih mukanya.
          Ketiga, ada “Drop-A-Thing Attack” yaitu dengan ngelempar suatu barang ke zombie. Lemparlah barang yang tidak berharga seperti buku pelajaran, kertas ulangan kalian yang jelek, atau lempar pacar anda juga boleh. Yang gak boleh ya ngelempar duit lu, mening lempar ke gue aja.
          Untuk kalian yang punya senjata machine gun semacam angklung, boleh dipakai. Senjata macam ini sangat besar manfaatnya dibanding Martin Good. Serangan ini termasuk jenis “Rambo Attack”. Kalian menggunakan machine gun di kedua tangan kalian dan tembak zombie ke segala arah tanpa pandang bulu, karena yang gak ada bulunya lebih enak #okesip. Biasanya serangan ini pakai sound effects teriakan bocah sunatan.
          Jika kalian ngerasa serangan-serangan dan senjata-senjata tadi kurang mampus buat para zombie. Pakailah senjata ini. Nuklir. Ngerasa mahal buat belinya? Beli Nokia 3310 aja. Atau biar sekalian bikin kiamat agar semuanya imbang? Lu tuker aja Optimus Prime sama Seed dari Transformers 4. Terus seednya lu ledakin di kota terbesar bwahahaha.

BARANG KONSUMSI
          Tentu sebagai manusia biasa dan bukan mutan apalagi semacam ganteng-ganteng serigala (Karena lu gak ganteng :p), kita butuh makanan dan minuman. Sebenernya ini urusan gampang, ini udah zombie apocalypse, nyolong aja di Alfamart, atau kalo lu anak gaul nyolong di sevel aja. Dosa? Lu kan udah bunuhin zombie-zombie tak berdosa ini, masih takut masuk neraka?
          Jenis makanan juga harus diperhatikan, nyolong mie instan sekardus sama aqua segalon aja. Lu harus tau diri, makan aja udah mie instan, masih mau minum the botol juga? Gue saranin lu mati digigit zombie aja daripada diabet.
ALAT KOMUNIKASI
          Sebagai anak gaul jaman sekarang, lu pasti bawa gadget. Berasa malu kalo nggak punya gadget. Bahkan kalo perlu, cosplay jadi Inspector Gadget aja. Smartphone semacam Samsung galaxy S69 yang super canggih harus lu bawa. NgePad buat main COC juga perlu biar gak bosen. Radio juga perlu buat dengerin lagu dari penyanyi kesayangan, gini hari dengerin berita? Eww.

 OBAT-OBATAN
          Gue saranin lu bawa panadol atau semacamnya. Jangan obat kuat, apalagi obat-obatan terlarang. Selain obat, lu harus bawa kotak P3K, tapi jangan kotaknya doang, isinya juga kali. Obat-obat penting harus dibawa. Panadol, buat lu yang pusing denger teriakan zombie. Milanta, buat lu yang magh gara-gara gak makan seharian. Antimo, buat lu yang mabok jalan. Yang paling penting, jangan lupa bawa foto si doi biar lu selalu tersenyum walaupun dikejar zombie :)) #Asek #NggakNgode

PAKAIAN
          Gak mungkin lu akan pakai baju yang sama setiap harinya, lu kira Ben 10 gak pernah ganti baju? Mungkin lu gak ada waktu buat nyari pakaian di rumah, tapi lu bisa nyolong di Forever 21. Buat lu yang niat banget, atau kebanyakan nonton Resident Evil, beli official merchandisenya aja. Jangan pakai baju bertuliskan JKP69 ya, pokoknya jangan.
          Gak hanya baju, lu juga butuh celana. Ya kali mau pake kolor doang. Gue sarankan lu pakai celana jeans panjang yang kantongnya banyak, pake kantong ajaib doraemon juga boleh kalo perlu. Kalau lu mau pakai rok mini, ya silahkan aja. Kita para lelaki juga butuh hiburan #okesip.
          Bukan hanya itu, sepatu juga perlu. Jangan pake sandal jepit, nanti pas lagi shalat malah ilang tuh sandal. Jangan juga pakai sepatu wakai, itu sepatu atau kaos kaki?? Kalo bisa lu pakai sepatu boot tentara, jangan boot banjir. Buat lu yang masih pengen terlihat kece boleh juga pake sepatu bola. Tapi bikinnya pake “bola” lu aja sendiri :p.

TRANSPORTASI
          Bagusnya sih lu naik awan terbang kayak Son Goku, aman sob. Tapi gak mungkin. Saran gue lu naik mobil Optimus Prime aja, setiap 5 menit sekali ada ledakan. Tapi lu gak boleh naek sepeda, apalagi yang roda tiga. Tanggung udah mau kiamat, lu masih ngarep Car Free Day?
          Dua transportasi teraman adalah kapal laut dan pesawat. Jangan naik Lion Air, Sukhoi, apalagi MH370. Gak nyampe tujuan malah ilang di segitiga Bermuda. Jangan naik Titanic, karena kapalnya udah tenggelem, apanya yang mau dinaikin? Kalo lu nggak punya transportasi ya terpaksa jalan kaki.

BIJI
          Gue gak jorok sumpah. Biji yang gue maksud di sini adalah biji taneman, bukan biji lu! Jangan jorok dong. Biji taneman? Buat apa? Kok gue yang nanya sendiri? Biji taneman ini seperti di Plant vs Zombie. Tanemlah biji sebanyak-banyaknya, harus lu rawat, dan lu jaga agar tumbuh dengan lebat. Jangan jorok. Kalo udah gitu, tinggal tungguin aja sampe ngelawan boss zombienya.
Apa? Gak lucu? Emang gue bilang mau ngelucu?
Yap sekian dari gue, ada yang mau nambahin? Silahkan aja.

-      Robin, yang cintanya gak terbalas #asek
-      Lu kira aer susu dibalas aer tuba